Wednesday, December 30, 2015

Hello & Good Bye 2015!

Pfftttt...

*bersih-bersih debu di kolom drafts*


Yaaaelahhhh, Neng! kemana aja Yey? satu setengah tahun blog ini dianggurin! Jangan sok sibuk deh!


Errr, bukannya sombong, bukannya sok sibuk. Hmm, lebih tepatnya sih gue lagi mendalami hobby baru aja. Sudah satu tahun ini kehidupan gue juga ga ngalamin perubahan yang berarti juga, masih monoton, flat banget.

Di akhir tahun 2014 dan awal-akhir tahun 2015 ini kehidupan gue cuma diisi dengan traveling ke luar kota dan beberapa negara aja. Belum ada kesempatan buat stay di luar juga, masih banyak perhitungan yang membuat gue ga bisa seenaknya pergi meninggalkan kota Jakarta ini.

Untuk hal-hal menantang seperti audisi, ada sedikit yang gue coba, walaupun ga pernah terpilih sampe akhir. (yes, I'm too plain for anything)


----------------------------------------

Untuk lanjutan post sebelumnya, di akhir tahun 2015 ini gue sudah bisa berhubungan dengan 'orang yang dimaksud' tapi sekedar  'say hi!basa-basi-busuk saja. Ga banyak bahan obrolan juga karena mungkin rasanya awkward karena gue yang memulai duluan sebagai 'the stalker woman who can not move on' . Tapi gue bakal ngelanjutin trilogy "Mantan Ter..." ini sampai selesai, biarpun mungkin hasil akhirnya gantung seperti lagu nya Mbak Melly Goeslaw. #garukgaruktanah

-----------------------------------------



Di sepanjang tahun 2015 ini gue 'tidak sedikit' menemukan life lesson baru sih, Kurang lebih ya seperti itu. Masih banyak bahan tulisan juga yang masih di drafts, belum gue publish aja karena masih mentah banget.

Ada banyak hal yang akan gue bahas di post ini, mungkin ya evaluasi kehidupan gue aja sih.

Di tahun 2015 ini banyak hal-hal baik yang gue temukan, seperti dapat teman-teman baru dari hobby yang sama. Bisa lebih sering traveling ke luar kota dan berbagai negara (keseringan refresh mantau website ticket promo sih, lol).

Tapi ga sedikit juga hal-hal yang menyebalkan datang ke kehidupan gue. Sometimes, gue yang nyakitin perasaan orang, entah baik disengaja maupun tidak sengaja, tapi sering juga gue jadi korban, banyak orang-orang yang gue kenal baik, yang nyakitin perasaan gue. But thanks anyway, karena gue telah melalui banyak hal-hal yang negatif dari orang-orang yg seperti itu, sekarang intuisi gue setajam pisau. Better you don't mess with me!

Sampai saat ini gue juga masih belum berani mengambil resiko dan menghadapi kegagalan, gue masih ga bisa keluar dari 'comfort zone'. Gue masih keras kepala seperti biasa, egois, malas, masih mental loser banget. Semoga perlahan gue juga bisa ngerubah sifat-sifat jelek ini.


Because life should have plenty of moments filled with joy and happiness, I don't want let myself stand in the corner, paralyzed with fear. I believe that there's too much adventure waiting for me.


THANK YOU 2015 ! 
You made me realized that

I have learned that you are not born as a winner, you are not born as a loser. You are born as a chooser.

I have learned that no matter how much I care, some people just don't care back.

I have learned that you can not make someone love you all the way you are. They always asking for more. All you can do is be someone who can be loved. The rest is up to them. 

I have learned that it takes years to build up trust, and only seconds to destroy it.



and


Thanks to those who hated me, you made me a stronger person.
Thanks to those who loved me, you made my heart grow fonder.
Thanks to those who envied me, you made my self-esteem increase.
Thanks to those who cared, you made me feel important.
Thanks to those who entered my life, you made me who i am today.
Thanks to those who left, you showed me that nothing last forever.
Thanks to those who stayed, you showed me the true meaning of friendship.







Cheers,
nopersonalitits

Monday, June 2, 2014

"Mantan Ter..." Part 2

16 September 2006.

That day,

...   *menghela nafas*

Hari yang mengubah segala nya.
Entah dalam arti yang baik atau arti yang buruk.

Entahlah...

Pada tanggal 16 September 2006, tepatnya hari Sabtu, gue diajak Paul ke sekolah dia, karena sekolahnya lagi mengadakan acara "Canisius Education Fair" 2006. Acara nya berlangsung dua hari, Sabtu,16 September '06 dan Minggu, 17 September '06.

Hmm.. mungkin buat gue yang saat itu masih kelas 1 SMA, belom tertarik datang ke acara semacam itu, karena disana berbagai universitas baik dari dalam negeri dan universitas luar negeri memberikan informasi dan penawaran studi yang mungkin 'dahsyat, fantastic, spektakuler, cetar membahana!' untuk siswa/siswi kelas 3 SMA.

So, buat gue yang waktu itu masih kelas 1 SMA, acara itu seakan asing banget, entah karena lingkungan sekolah yang mayoritas laki-laki semua, apa karena pikiran gue masih belum terbuka akan pentingnya mengenal sejak dini pilihan lanjutan studi setelah lulus SMA. Jadi gue disana seperti 'team hore' a.k.a peramai acara, jalan-jalan berdua ke berbagai stands, masuk ruangan seminar, keliling area sekolahnya yang sangat luas.

Untungnya disana, gue sempat ketemu temen SD gue yang sekolah disana, jadi keadaannya ga awkward banget. Thanks Dion!


"Jadi, apa yang membuat hari itu merubah segalanya? Yey jangan bertele-tele deh!"


Ugh..

Okay, jadi keadaan berubah ketika si Paul ngasih tau kalau salah satu temannya, Medha, nyapa gue dan gue dengan bodohnya ga nyadar kalau ada yang nyapa. Mungkin karena suasananya terlalu ramai sehingga gue ga nyadar. Dan sebagai orang yang sensitif atau baper (bawa perasaan), gue ngerasa ga enak kalo ga minta maaf ke Medha secara langsung. Kita putuskan untuk keliling sekolah mencari si Medha. Medha ini merangkap jadi Seksi Keamanan kalau ga salah, jadi cukup sulit dicari juga. Sampai pada akhirnya, pencarian Medha pun nihil.

Hari sudah menjelang sore, ada sesi acara yang cukup ramai jg di lapangan sekolah, dan kita sempat nonton, dan akhirnya memutuskan untuk balik ke gedung sekolah lagi. Dalam perjalanan arah ke gedung sekolah, ada beberapa temannya Paul yang sempat nanya ke dia, kurang lebih dialognya seperti ini yang gue dengar ;

"Jalan ama siapa lo?"

"Oh, cuma teman"

Dan saat itu gue ada di belakang mereka, jadi sempat ngedengerin pembicaraan itu berlangsung.

....


Well, cukup nyesak dan perih di hati juga sih dengarnya. Sempat berpikir mungkin lebih baik waktu itu gue ga datang daripada harus mendengar omongan yang seperti itu. Padahal di saat yang sama, yaaa... kita memang cuma status berteman. Ga lebih.

Entahlah. Mungkin aja gue yang berharap lebih dari sekedar teman, apa mungkin gue yang harus menunggu sedikit lebih lama dan tetap menjalani hubungan ini seperti sebelumnya sampai ada kepastian sendiri kelanjutan hubungan ini dari dia.

Di saat yang sama, gue keluar gedung sekolah memutuskan untuk pulang. Sakit, perih, sesak banget di dada. Gue uda ga bisa berpikir jernih pada saat itu. Dalam pikiran gue, sempat ragu juga untuk meninggalkan dia tanpa pesan, I know it was so rude! dan akhirnya gue cuma berdiri di depan gerbang sekolah melihat lalu lintas yang terlihat di depan mata gue saja.

Sampai akhirnya, gue menyadari Paul uda di depan gerbang sekolah, berlari nyamperin gue yang cuma berdiri di pinggiran trotoar. Dia bertanya kenapa gue ninggalin dia. Gue cuma bisa mencari alasan-alasan yang ga masuk akal, seperti menyalahkan diri sendiri karena ga bisa minta maaf ke Medha secara langsung. Air mata seakan ga bisa ditahan lagi, mengalir begitu saja dengan deras.

Di saat air mata mengalir begitu deras, sisi jelek ego yang besar gue keluar, rasanya ingin banting barang yang ada di depan gue. Paul menawarkan handphone-nya untuk jadi bahan pelampiasan kekesalan gue. Tentu saja gue menolak untuk membanting barang berharganya. Di pikiran gue, kalau gue mengiyakan tawaran itu, terus handphone-nya rusak, terus kita gimana berhubungannya?

Fuck Logic.

Akhirnya, Paul menawarkan bahunya untuk gue menyenderkan kepala dan menangis.

Mungkin ini sepenggal kalimat yang cocok menggambarkan keadaan Paul saat kejadian berlangsung.

I'll help you cry.
Lay your head on my shoulder and 
I won't let you shed your tears alone.
Take my hand - only say the word
and I’ll stay right here by your side. 
I have no words to ease the pain...
I don't know how it all will end,
but I’m your friend and I’ll help you cry.


Entah kenapa gue jadi benci dengan diri gue sendiri pada saat itu.
Egois, ga bisa menerima kenyataan yang terjadi, ga bisa berpikir lebih jauh jika melakukan sesuatu (sampai saat ini juga sifat jelek ini masih ada di diri gue). Dan hal yang paling gue benci dari diri gue sendiri adalah SUSAHNYA BERKATA JUJUR PADA DIRI SENDIRI.

Mungkin saja, kalau waktu itu gue jujur apa yang gue rasain ke dia soal omongan itu, hal seperti ini terlihat lebih mudah untuk mendapatkan sebuah kepastian. Ya, kepastian bagaimana kelanjutan hubungan ini. Antara gambling aja, tetap menjadi teman saja atau ke arah yang lebih jauh.

Malam itu jadi hal yang sangat memorial banget buat gue. Bahkan gue masih ingat jelas sampai sekarang. Bagaimana suasana keadaan jalan saat itu. Bagaimana orang-orang di jalan menatap kita dengan pandangan aneh. Sampai ada bapak-bapak yang nyeletuk "jangan bikin cewek nangis dong!".
Sampai gue ga enak hati karena Paul jadi korban celetukan bapak-bapak itu. Sorry!




16 September '06, I was there.


-------------------------------------------------


Setelah kejadian itu, kita masih tetap berhubungan, SMS-an seperti biasa. Tapi ga ada kemajuan yang berarti. Kadang dia ngajak jalan juga, tapi kita selalu terbentur oleh jarak. Ya. dia selalu ngajak meeting point di Kelapa Gading. Kelapa Gading itu jauh banget dari kediaman rumah gue. Kalau pun gue kesana waktu itu, males juga sendirian. Gue juga ga pernah meminta dia untuk jemput apa gimana, karena itu bukan style gue.  Gue juga baru tau kalau rumahnya di Bekasi, itupun setelah 3 tahun kemudian dari selepas kita berhubungan, dan temannya sendiri yang masih berhubungan sama gue yang ngasih tau.

Dia juga pernah invite gue untuk datang ke acara Sweet Seventeen pacar kakaknya, tapi gue sempet tolak karena keadaan gue sangat ga fit waktu itu, gue baru kena cacar. Yah, kalau gue datang, sama aja menularkan penyakit juga. Yang ada, acara Sweet Seventeen yang mestinya meriah dan berkesan, malah jadi wabah penyakit menular. #facepalm

Sekian banyaknya ajakan untuk jalan bareng yang berujung gagal dan batal, mungkin itu juga yang membuat hilangnya minat dia untuk SMS-an lagi seperti biasa. Dari yang biasanya balas SMS-an 5 menit sekali, lalu menjadi 1 jam sekali, 2 jam sekali, dan akhirnya sudah ga pernah SMS-an lagi.

Entah karena dia sibuk, atau sudah punya teman SMS-an yang baru.
Hanya dia dan Tuhan yang tahu.
 

 Dan gue hanya bisa menunggu, dan menunggu...


 (bersambung)

nopersonalitits

Monday, May 26, 2014

"Mantan Ter..." Part 1

Setiap denger radio di Prambors pas lagi suntuk terjebak macet di mobil, lagunya Raisa yang "Mantan Terindah" diputer terus-terusan sampai bikin gue sedikit eneg juga lama-lama. Apaan sih "Mantan Terindah" itu? Gue kasih sedikit potongan lagunya deh,



 "Mengapa engkau waktu itu putuskan cintaku
  Dan saat ini engkau selalu ingin bertemu
  Dan mengulang jalin cinta

   Mau dikatakan apa lagi
   Kita tak akan pernah satu
   Engkau disana aku disini
  Meski hatiku memilihmu

  Andai ku bisa ingin aku memelukmu lagi
  Di hati ini hanya engkau mantan terindah
  Yang selalu kurindukan"


Err.. agak-agak deja vu juga dengar lagu ini, seperti flashback di masa lalu. Tetapi gue sebenarnya bukan tipe orang yang suka meratapi nasib percintaan masa lalu.

"Move on dong!"

Bicara move on itu gampang, tapi ngelakuinnya yaaa... ga tau juga deh! *jedotin kepala ke tembok*


---------------------------------------


Ngomong-ngomong soal mantan, entah itu mantan teman, mantan gebetan apa mantan pacar, pasti dalam kehidupan kita, ada satu mantan yang paling sulit dilacak keberadaannya.

Apa kabarnya dia sekarang? Kerja dimana, jabatannya apa? Sekarang dia lagi ngejalanin hubungan apa siapa? Uda nikah apa belom? Apa sekarang uda punya anak? *shocked*


"Uda mantan, ngapain dicari-cari lagi sih? Yey kepo amat sih"


Yaa.. hanya sekedar ingin tahu aja sih, bukan untuk bermaksud kembali menjalin hubungan yang telah lalu. Alangkah baiknya kalau masih bisa menjalin hubungan pertemanan.
 
Dan gue sedikit (yakin sedikit? sangat keleus) menyesali ketika gue ga bisa berhubungan dengan yang namanya "mantan".

Seandainya aja acara reality show "Termehek-mehek" TransTV masih tayang sampai sekarang, mungkin gue rela ngedaftarin diri jadi badut guest yang mencari mantan gebetan yang sudah lost contact bersama Cici Panda dan Mandala Shoji.

*sigh*

Dulu, mungkin sekitar tahun 2006, gue pernah kenal seorang cowok dari komunitas game online yang sedang happening pada tahun itu, "Ragnarok Online". Tahun 2006, ajang pertemanan dimulai dari game online, mIRC. Facebook pas zaman itu belom booming banget seperti sekarang, ya mentok paling tiap orang pada tahun itu setidaknya punya account Friendster. Sebut saja namanya Paul (bukan nama sebenarnya). Paul itu personality-nya lucu, kocak, humoris, sedikit mesum (namanya juga cowok) ditambah lagi otaknya encer


"ya iya lah encer, kalo engga, ga mungkin masuk PTN terkenal di Bandung"  


Kalau untuk tampang yaaa.. gue uda lupa kaya gimana bentuk wajahnya, wong uda ga pernah ketemu sekitar 8 tahun. Bahkan satu foto pun gue ga punya. Gue sempet nyesel ga save as foto nyengir ala 'abang-abang habis mandi ngalungin handuk di leher' nya pas ada di Friendster. secara Friendster uda di closed server-nya, huhuhu. *tampar aku Mas, TAMPAR!!*


Berawal dari kenalan di game Ragnarok Online, kita tukeran nomor hp dan temenan di Friendster. Setiap hari kita sms-an dari awal bangun tidur sampai mau tidur lagi. Edan! Ya begitu lah, namanya juga masa remaja. Di saat itu, biaya untuk SMS harganya sangat mahal, sekali sms kalau untuk sesama operator bisa 150 rupiah, jadi kita sepakat untuk memakai salah satu provider yang waktu itu ngasih promo isi pulsa 100.000 rupiah gratis SMS 100 kali per hari. Biarpun rada mahal, ya lumayan juga buat waktu itu.


Setiap hari SMS-an, ngebahas hal-hal yang ga penting, seperti ngomongin pembantu rumah tangga-nya yang lulusan tukang masak di WARTEG sehingga si Mbak jago masak, cerita soal burung nuri yang hilang dicuri orang, dan julukan "pepaya gantung" a.k.a boobs yang nggilani dari bokapnya #facepalm huahaha, kita juga saling tukar info soal lagu-lagu yang lagi hits pada waktu itu. Hal-hal yang seperti itu lah kadang bikin kita SMS-an sampai lupa waktu.


Satu hal yang selalu gue ingat sampe sekarang, pas gue kelas 1 SMA, saat itu gue di kelas lagi ulangan umum pelajaran Fisika, gue sama sekali ga bisa ngejawab soal-soal yang ada di lembar soal, bawaannya mau cap cip cup aja, asal nebak jawaban. Akhirnya terpikir juga, SMS aja si Paul! gue SMS nanya jawaban soal Fisika yang ada di lembar soal itu.

Dan dijawab sama dia seluruh yang gue tanya! Hampir betul semua, dan gue lolos! Ulala. Uwwyeaahh! *koprol sambil kayang ala @agnezmo*

Maklumin ya bro and sis, otak gue ini sangat lemah dengan yang namanya hitung-hitungan. Kepepet banget deh, temen-temen di kelas juga ga ada yang bisa bantu. Yang ada semua juga nanya jawaban ama gue yang otak nya 'agak' geser ini!

Daripada nilai di raport merah, karena sistem pendidikan disini kan ga menghargai arti sebuah kejujuran, yang penting nilai harus tinggi biar lulus.

Sampai pada akhirnya pertemuan kita yang pertama, kalau ga salah ya, kita janjian nonton film Silent Hill di sebuah mall di Jakarta Barat dan setelah itu kita berpisah di halte TransJakarta. Pertemuan yang berkesan dan awkward menurut gue. Pertemuan pertama langsung nonton film genre horror. Muahahaha, soalnya waktu itu kita suka ngebahas film horror kaya Omen 666. Gue sampai sekarang juga kurang tau genre film kesukaan dia apa, jadi ya saat itu kita nonton film horror yang diadaptasi dari game di Playstation.


Pertemuan kedua, kita sempat ngumpul bareng sama teman-temannya dan kakak laki-lakinya sama pacarnya di mall juga. Sekedar ngumpul biasa aja, kita pisah dengan temannya, lalu jalan berdua keliling-keliling aja sambil ngobrol. Nothing special. Ada satu hal yang berkesan sih, pas lagi keliling mall, ada SPG toko yang menawarkan produk baby care ke kita.

.... Mbak, please ....
Do we look like 'just married' couple hunting baby stuffs for our future child? I'm still fourteen at that time!

So far sih kita (menurut gue) masih dalam tahap pedekate, belum sampai tahap pacaran. Dan seterusnya kita masih SMS-an, kalau telponan sih kayaknya jarang ya.

Ada beberapa temannya yang masih gue ingat dan masih tetep berhubungan sama mereka di Facebook dan social media lainnya.


"Lho, koq masih bisa contact ama teman-temannya, tapi ga bisa contact sama si Paul?"


... Ya, karena dia ga eksis dengan social media.


Sampai pada 16 September 2006, pertemuan ketiga kita yang mengubah segalanya.



(bersambung)







Friday, May 9, 2014

About Me? A Plain, Modest Girl, Nothing To Live For

....

nopersonalitits hadir di dunia blogger.

"kenapa harus pakai tits? kenapa ga nopersonality aja?"

ya, karena link nopersonality sudah digunakan oleh orang lain,
jadi gue plesetin pake tits (payudara) dan karena gue female,
biar lebih unique and nyeleneh aja sih, ga ada maksud lain.

So, let it be!


-----------------------------------------------------------------------

Errr...

sebagai orang yang merasa 'tidak memiliki kepribadian', cukup sulit juga bagi gue untuk mencurahkan apa pemikiran gue terhadap segala hal.

Dimulainya blog ini, gue akan mencoba hal-hal baru seperti mencoba lebih terbuka kepada siapapun, termasuk anonymous yang kadang bisa jadi secara randomly baca tulisan ini.

Okey.

Sebagai seorang yang 'sedang' beranjak dewasa (baca: seharusnya sudah dalam tahap dewasa), di usia gue yang menanjak ke 20-an (jangan ditanya lebih detail pastinya, itu sangat tidak sopan!), gue sendiri ga tahu apa yang mau gue raih, apa yang gue kejar selama ini.

Selepas lulus kuliah, gue hampir ga ada keinginan serius meniti karir untuk masa depan.
Ya, ya... bisa dibilang gue malas untuk menekuni bidang yang sudah gue raih waktu kuliah dulu, ga serius kalau lagi buka lowongan di JobStreet.
Asal klik liat lowongan kerja, ga lama di bookmark, eh lupa apply.

Same old, same old.

Kalau gue pikir, gue sama sekali engga tertarik dengan dunia kerja di bidang yang sudah gue geluti waktu kuliah dulu.

"alasan aja kau, anak muda, kasihanilah orangtua mu!"

Bukan engga tertarik sih, tapi rasanya belom siap aja. Hidup ini cuma sekali.

Kalau fase kehidupan gue dimulai dari ;

dilahirin - dibesarin orang tua - dimasukin sekolah TK - lulus SD - lulus SMP - lulus SMA - lulus jadi Sarjana - cari kerja meniti karier - pacaran & nikah - ngelahirin anak - dan gue akan stuck di fase menjadi orang tua yang membesarkan anak.

Damn, I got nothing rewards to myself  *tepokjidat*

Sebenarnya dengan fase itu, ga masalah juga sih. Tapi pasti gue akan ngerasa ada yang kurang dalam hidup gue dan pasti gue akan menyesal setelah melewatkan sesuatu yang berharga, yang mungkin ga akan terulang lagi. 

Masih banyak hal yang mau gue lakukan sebenernya sebelum memasuki dunia kerja.  

Travelling bareng temen-temen dan 'someone I loved', nge-bolang masuk kampung keluar kampung di Indonesia, ikut audisi apa aja, mau girlband yang paha nya pada mulus macam Cherrybelle, JKT48 atau Putri Indonesia, Miss Indonesia, apa aja deh yang penting dicoba, ga ada salahnya.

"sadar umur dong Yey! Yey itu uda tua, pasti ga unyu lagi, udah sana cari laki nikah aja, kasih kesempatan buat yang muda, girlband nyarinya juga yang unyu-unyu!"

Yah, kalau yang muda yang berusaha, masa yang uda tua cuma nontonin mereka sambil gigit jari doang? Apa kabar Melody JKT48 yang seumur gue kapan graduate buat nikah? Skripsi doi aja belom kelar-kelar.


Ya, intinya gue juga ga ingin merasa nyaman dengan keadaan gue sekarang, Dengan keadaan yang seperti ini (baca: tidak ada kepribadian yang menonjol), sudah pasti akan susah untuk meraih apa yang gue inginkan.


Semoga dengan adanya blog ini, menandakan sebagian perjalanan hidup gue akan terekam dan bakal jadi pengingat gue di kala senang maupun susah.


Cheers,
nopersonalitits